Valkyrie adalah prosedur pengamanan kota bila negara sedang terancam bahaya. Sejumlah pasukan yang sudah ditempatkan di sejumlah titik kota akan dengan serentak menguasai titik- titik penting Ibukota dan di seluruh propinsi bila menerima pesan gawat darurat. Mengambil setting Perang Dunia II, prosedur Valkyrie pernah digunakan untuk merebut pemerintahan Jerman dari rezim Adolf Hitler. Para pemberontak yang juga adalah sejumlah perwira tinggi militer dan departemen pertahanan Jerman merancang plot Valkyrie dengan cukup rapi. Setelah beberapa kali mengadakan rapat akhirnya diputuskan beberapa hal, yang pertama adalah pembunuhan terhadap A. Hitler dan Himmler ( kepala pasukan SS ). Yang kedua, adalah mengaktifkan Valkyrie dengan perintah kepada pasukan Valkyrie bahwa Negara dalam keadaan gawat darurat, telah terjadi usaha pemberontakan, sang Fuhrer A. Hitler telah terbunuh dan memerintahkan untuk menangkap pasukan SS dan sejumlah tokoh –tokoh lainnya karena mereka adalah pemberontak. Tokoh- tokoh yang disebut dalam surat perintah Valkyrie ini tentunya adalah pengikut setia Hitler yang perlu segera “diamankan” dan pasukan SS harus segera dibekuk karena mereka adalah komponen militer yang paling setia kepada Hitler.
Adalah Kolonel Claus von Stauffenberg yang menggagas plot ini. Salah seorang perwira muda Jerman yang sangat menginginkan agar rezim A. Hitler segera berakhir. Dengan Valkyrie Kudeta yang dilakukan bersama kelompoknya diperkirakan akan terjadi sangat cepat dan dapat berakhir dengan kemenangan tanpa pertumpahan darah. Suatu keberhasilan yang sangat ideal , mengingat begitu besarnya dukungan seluruh rakyat Jerman kepada A. Hitler kala itu.
Namun apa mau dikata, ternyata sejarah berkata lain. Hitler ternyata selamat dari usaha pembunuhan 20 July 1944 tersebut, kudeta tersebut berhasil dipatahkan dan Kolonel Stauffenberg beserta kawan-kawannya dieksekusi mati. Film yang dibuat berdasarkan kisah nyata ini diperankan oleh Tom Cruise, Tom Wilkinson, Terence Stamp, dan lain -lain bermaksud menampilkan sisi heroisme dari seorang perwira yang berani menentang tiran. Para pemberontak berkeyakinan bahwa Adolf Hitler menjalankan perang yang salah. Mereka berpendapat dengan berperang menyerang Eropa, pasukan NAZI Jerman akan membawa Jerman dan seluruh Eropa ke gerbang kehancuran. Stauffenberg dan kawan- kawannya bermaksud berunding dengan negara- negara sekutu begitu rezim Hitler berhasil mereka runtuhkan. Bahkan hingga akhir hayatnya di ujung eksekusi, para pemberontak tersebut ditampilkan sangat heroik.
Sayang sebagai film yang mengangkat kisah nyata , Valkyrie tidak mencantumkan alasan kenapa A. Hitler berperang. Sehingga melihat pemberontak Stauffenberg dan kawan- kawannya yang ingin menyelamatkan Eropa menjadi sungguh menggelikan terutama apabila kita membaca sejarah. Sedang, Figur Hitler digambarkan sebagai seorang maniak yang gila kekuasaan dan perang yang ingin menguasai seluruh Eropa.
Tujuan Adolf Hitler Berperang
Di penghujung masa Perang Dunia I, Jerman menyatakan menyerah kalah dan menarik semua pasukannya dari Eropa. Situasi ini membuat para petinggi militer Jerman kebingungan kala itu, karena mereka merasa tidak kalah di medan pertempuran. Lalu kenapa mereka disuruh untuk menyerah dan mundur ? Hal ini membuat para petinggi militer Jerman diam- diam geram kepada pemimpin dan politisi Jerman. Ditambah pula kerugian yang diakibatkan oleh perjanjian Versailles (1919) yang amat merugikan Jerman. Isi dari perjanjian tersebut adalah pembatasan militer Jerman, penyerahan sejumlah wilayah- wilayah koloninya dan pembayaran sejumlah besar uang kepada negara- negara pemenang perang ( Inggris , Perancis dan Russia ) yang sangat mencekik bangsa Jerman.
Sedangkan untuk pembiayaan perang dalam PD I, Jerman selalu membayarnya dengan mencetak uang bukan dengan uang pajak. Hasilnya adalah, seusai perang mata uang Marks runtuh nilainya. Didalam negeri, investasi hampir tidak ada lagi nilainya sementara kebanyakan orang melakukan transaksi dengan membarter barang dan sekitar 30% rakyat Jerman tidak bisa memiliki pekerjaan, singkatnya negara dalam keadaan “chaos”. Sementara Inggris dan Perancis mengancam akan meneruskan serangan bila Jerman tidak bisa memenuhi jadwal pembayaran. Hasilnya adalah legiun Perancis dan Belgia menduduki wilayah industri Jerman di Ruhr pada Januari 1923. Tujuan pasukan tersebut adalah untuk menduduki tambang-tambang emas Jerman dan mengalihkan outputnya ke Perancis. Namun akhirnya para pekerja tambang emas tersebut beramai- ramai melakukan mogok kerja dan meninggalkan tambang tersebut. Sungguh berbeda dengan rakyat Jerman, kaum Yahudi Jerman yang tinggal bersama rakyat Jerman hidup kaya raya sebagai pengusaha, bankir dan industriawan. Karakter Yahudi juga dikenal sangat tidak simpatik, kebanyakan Yahudi Jerman membatasi pergaulannya dengan orang selain Yahudi. Sifat mereka yang cenderung etnosentris mengakibatkan mereka sulit untuk berbaur serta sering memancing kecurigaan dan kecemburuan. Hitler juga mencurigai kaum Yahudi sebagai pemilik denyut nadi ekonomi Jerman yang selalu melarikan harta kekayaannya keluar Jerman dan menyokong musuh- musuh Jerman selama Perang Dunia I lewat pembiayaan. Itulah salah satu sebabnya mengapa Hitler dan NAZI nya menimpakan semua kesalahan atas kekalahan PD I kepada kaum Yahudi.
Adalah Adolf Hitler, veteran perang berpangkat Kopral yang menyajikan fakta- fakta ini sebagai butir- butir perjuangan partainya. Ia berusaha membuka mata rakyat Jerman yang telah dipermainkan sejumlah politisi. Ia pernah berkata,”mereka yang pernah menyuruh kita berperang atas nama negara tapi setelah kita hampir mencapai kemenangan mereka juga yang menyuruh kita untuk kalah”. Saat itu Jerman sangat terpukul dan terisolir kegiatan ekonominya namun kekuatan militernya masih tetap digdaya. Oleh karena itu, argumentasi A. Hitler untuk berperang waktu itu adalah argumentasi yang dapat diterima oleh hampir seluruh rakyat Jerman. Satu- satunya cara untuk mengembalikan martabat bangsa dan negara adalah mengadakan perang dengan sekutu ( Inggris , Perancis dan Russia ) dan membalas kekalahan yang pernah mereka derita.
Jadi adalah sangat menggelikan bila Kolonel Stauffenberg dan kawan- kawannya yang ditampilkan sebagai hero yang ingin menyelamatkan Eropa dari serangan ekspansif Hitler. Justru Jermanlah yang ingin berperang untuk membebaskan dirinya dari kungkungan perjanjian Versailles. Tulisan ini bukanlah bermaksud untuk merehabilitasi nama Adolf Hitler ataupun semua kejahatan yang pernah dilakukannya sebagai tiran. Terlepas dari semua kejahatannya, Adolf Hitler adalah seorang politisi yang cerdas sekaligus pemimpin militer yang kejam. Ia juga bukanlah pejabat korup, sebaliknya semua hartanya diserahkan kepada negara. Terlebih- lebih mengait- ngaitkannya kepada sebuah kelompok mistis tertentu adalah lebih tidak masuk akal. Namun kebencian terhadap figur ini perlu terus dipompa dari berbagai angle dan dari segala arah untuk mengingatkan opini umum akan peristiwa Holocaust. Sebagai peristiwa pembantaian yang paling mengerikan dalam sejarah manusia.
Holocaust atau Holohoax ?
Holocaust adalah nama dari peristiwa pembantaian Yahudi oleh NAZI Jerman. Program ini sering disebut solusi final NAZI Jerman kepada kaum Yahudi. Metodenya adalah dengan membangun kamp- kamp konsentrasi dimana seluruh orang Yahudi dikumpulkan untuk kemudian satu persatu dibunuh dengan cara dimasukkan ke kamar gas. Diperkirakan jumlah korban tewas Holocaust ini berkisar 4 juta jiwa. Lokasi kamp- kamp konsentrasi tersebar luas didalam Jerman (Auschwitz, Dachau, Buchenwald, dll. ) maupun di daerah –daerah pendudukan Jerman selama perang dunia II yang kesemua totalnya berjumlah 15,000 kamp.
Holo”hoax” adalah pelintiran kata dari Holocaust. Hoax adalah usaha yang disengaja untuk menipu atau membohongi orang lain untuk mempercayai keberadaan sesuatu yang tidak ada. Holohaux adalah usaha untuk menipu opini umum untuk mempercayai bahwa hal semacam Holocaust pernah ada didalam sejarah.
Adalah David John Cawdell Irving sejarawan asal Inggris yang membongkar kepalsuan teori Holocaust. Ia menyatakan bahwa Holocaust tidak pernah ada karena beberapa hal berikut :
1. Istilah Holocaust tidak pernah ada selama Perang Dunia II ataupun pernah ditemukan disemua surat kabar dan media massa di masa itu. Istilah Holocaust baru muncul pertama kali di sekitar tahun 1970 an atau 25 tahun setelah Perang Dunia II berakhir.
2. Tidak ditemukan satu dokumen atau arsip apapun yang menghubungkan A. Hitler dengan kata “Holocaust” dari jaman pemerintahannya. Atau tidak ada satu dokumen pun yang pernah menyebut-nyebut mengenai hal itu.
3. Kapal induk teori Holocaust adalah keberadaan kamp konsentrasi Jerman yang berada di Auschwitz yang disebut sebagai kamp terbesar. Di tempat itulah, dikatakan ratusan ribu Yahudi dibantai dengan cara dimasukkan ke kamar gas. Namun, dari sisa- sisa gedung Auschwitz tidak ditemukan sedikitpun residu gas sianida yang seharusnya banyak tertempel di dinding- dinding gedung tersebut. Sebagian gedung tersebut masih berdiri. Keberadaan Holocaust di Auschwitz sudah pernah diuji oleh insinyur asal AS, Frederick Leuchter pada tahun 1988 yang sering menjadi konsultan penjara dan ahli dalam teknologi eksekusi . Tugas Leuchter adalah untuk memeriksa apakah gedung tersebut pernah digunakan untuk melakukan eksekusi dengan gas sianida ataukah gedung tersebut memungkinkan untuk melakukannya. Hasilnya adalah sama sekali tidak ditemukan residu gas sianida pada semua bagian gedung tersebut kecuali pada suatu bagian. Yang dibagian gedung tersebut adalah gas Zyklon B bukan digunakan untuk mengeksekusi tahanan melainkan untuk meng-disinfektan baju tahanan atau membersihkan baju- baju tahanan dari kuman. Hasil penelitian Leuchter kemudian disebut the Leuchter Report.
4. Museum atau gedung Auschwitz yang sekarang sering diperlihatkan kepada turis adalah gedung palsu untuk kepentingan pariwisata yang baru dibangun pada tahun 1948 , yaitu 3 tahun setelah perang dunia II usai.
5. Tidak ada satu pun dari sekian banyak dokumen perang atau dokumen militer yang ditemukan dari pihak NAZI Jerman yang pernah menyebut keberadaan Holocaust ataupun pembantaian massal terencana kepada kaum Yahudi atau satu pun yang menyebut pembantaian terencana dengan pemakaian kamar gas. Mengingat begitu besarnya skala peristiwa Holocaust yang digambarkan tersebut pastilah setidaknya ada sedikit arsip berupa surat atau file dokumen yang menyebut peristiwa itu.
6. Jika benar Holocaust telah membantai 4 juta orang Yahudi maka diperkirakan Jerman perlu membunuh 60.000 orang per hari. Teori ini perlu dipertanyakan , karena yang pertama, bila mereka harus membunuh 60,000 orang per hari pihak Jerman sendiri dapat kehabisan gas sianida untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Yang kedua , untuk mengkremasi sebegitu besar jumlah mayat tersebut diperlukan 2000 ton arang per hari yang dimana hal ini sama sekali tidak ditemukan di semua lokasi yang disebut Holocaust.
7. Kamp konsentrasi atau kamp kerja paksa tersebut memang benar adanya. Tetapi jumlah total yang tewas di Auschwitz hanya sekitar 66,000 orang. Sebagian besar korban kamp tewas karena kondisi kesehatan yang buruk dan kelaparan. Sebagian lainnya lagi meninggal karena eksekusi.
Memang tidak diragukan lagi bila A. Hitler dan partai NAZInya telah melakukan sejumlah kejahatan perang ( war crimes ) berupa pembantaian ke sejumlah warga sipil yang tidak bersalah atau kelompok- kelompok tertentu yang tidak disukainya.
Sebagai korban dari kejahatan perang, pada dasarnya semua korban sipil yang tidak bersalah selama Perang Dunia II yang menjadi korban pembunuhan yang disengaja oleh pihak militer musuh adalah kejahatan perang. Warga sipil Yahudi yang menjadi korban pembantaian semasa perang disebut sebagai korban kejahatan perang adalah bukan karena mereka Yahudi, melainkan adalah karena mereka warga sipil Yahudi. Faktanya, bangsa Yahudi bukanlah satu- satunya korban kejahatan perang yang terjadi semasa Perang Dunia II melainkan hampir seluruh warga sipil dunia pernah menjadi korban kejahatan perang pada masa itu termasuk warga sipil Jerman sendiri. Oleh karena itu kaum Yahudi menciptakan kata baru, “genocide” dan “holocaust” yang berarti pembantaian ras dan kemudian membuatnya seakan kejahatan NAZI Jerman hanya diperuntukkan kepada kaum Yahudi saja sebagai tujuan pemusnahan ras. Dengan cara ini mereka melakukan penipuan sejarah agar seluruh dunia merasa bersalah atas peristiwa Holocaust.
Hingga sekarang Holocaust digunakan untuk menggiring opini umum dunia dalam usaha pendirian negara Israel. Sebagai bangsa yang pernah menjadi korban pembantaian, kaum Yahudi merasa mendapat pembenaran untuk mendapatkan seluruh tanah Palestina. Oleh karena itulah, seberapa pun besarnya jumlah korban sipil yang jatuh dari warga Palestina tidak akan bisa menandingi kepedihan bangsa Yahudi yang pernah merasakan Holocaust. Seberapa banyakpun jumlah korban sipil Palestina yang mati tidak akan bisa menandingi 4 juta jiwa jumlah korban sipil Yahudi di Holocaust. Holocaust juga digunakan untuk penuntutan uang reparasi perang kepada pemerintah Jerman atas semua korban Yahudi Holocaust. Sekarang, setiap orang yang meragukan teori Holocaust akan dituding sebagai anti-semit, Neo-NAZI dan rasis. Atau sebutan yang terbaru sekarang adalah “Holocaust denier” (Penolak Holocaust). Termasuk David Irving sendiri yang sempat mengalami 3 tahun kurungan penjara oleh pemerintah Austria di Februari 2006 hanya karena menyajikan kesimpulannya sebagai sejarawan. Irving juga kehilangan kontrak bernilai jutaan dollar dari sejumlah penerbit besar hanya karena ia menolak untuk memasukkan peristiwa Holocaust didalam buku- bukunya.
Film- film anti NAZI Jerman seperti Valkyrie ( 2009 ), Defiance (2008), an yang paling terkenal Schindler's List (1993) dan lain-lainnya sengaja dikeluarkan terus – menerus untuk menggiring opini umum dunia agar percaya pada Holocaust. Bahkan, dalam kurun waktu 50 tahun terakhir David Irving mencatat telah ada 10,000 judul film yang mengisahkan kekejaman NAZI Jerman atau Hitler.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar