Rabu, 09 Desember 2009

Pemaksaan Peradilan yang dilakukan bagi Bekas Nazi

Penjaga kamp Konsentrasi Nazi, John Demjanjuk yang dibalut selimut menggunakan kursi roda, dibantu ketika memasuki sebuah ruang pengadilan di Munich, pada hari Senin (30/11), saat pradilannya mulai digelar. Sidang pengadilan John Demjanjuk, mantan penjaga kamp Nazi berusia 89 tahun, dimulai, atas tuduhan membantu memaksa 27.900 orang Yahudi masuk kamar-kamar gas pada 1943. Demjanjuk, seorang pensiunan pekerja pabrik mobil AS, muncul menggunakan kursi roda di depan sebuah pengadilan di kota Munich, Jerman Selatan mungkin menjadi sidang pengadilan besar terakhir Jerman dari era Nazi.
John Demjanjuk Saat dipersidangan
Para jaksa negeri Jerman yakin Demjanjuk, yang berada di urutan teratas daftar Pusat Simon Wiesenthal para penjahat perang paling dicari, membantu pembunuhan di kamp maut Sobibor, apa yang sekarang disebut Polandia, tempat setidaknya 250.000 orang Yahudi dibunuh. Kelompok-kelompok Yahudi dan keluarga para korban mengatakan tidak pernah terlambat bagi keadilan dilaksanakan dan kasus itu merupakan simbolis. “Kita seharusnya tidak salah berpikir bahwa satu kasus terhadap seorang penjahat perang merupakan kasus terhadap hanya satu orang,” kata Rabbi Marvin Hier, Ketua Pusat Wiesenthal di Los Angeles.

Apakah Simon Wiesenthal Center??
“Didirikan sejak tahun 1993 untuk mengkonfrontasikan pengunjung pada Bigotri dan Rasisme, dan untuk memahami holocaust secara historis maupun kontekstual". Simon Wiesenthal Center adalah LSM internasional yang didirikan untuk melindungi umat dan kepentingan Yahudi di seluruh dunia. “Berdiri bersama Israel, membela keselamatan umat Yahudi di dunia, dan mengajarkan penerangan rekayasa holocaust yang secara rapi pada generasi mendatang,” Eksistensi LSM yang bermarkas di Los Angeles tersebut sudah diakui oleh lembaga-lembaga internasional lainnya. Wiesenthal mengklaim berkekuatan 400.000 kader di AS dan sudah terakreditasi PBB, UNESCO, dan Konsul Eropa.
LSM berlogo Bintang Daud yang memiliki aset $ 66.193.619 itu juga memiliki sejumlah program yang mengatasnamakan perlindungan HAM. Mereka bermimpi untuk menciptakan dunia yang lebih baik dari yang sekarang ini. “Simon Wiesenthal Center adalah organisasi internasional HAM Yahudi yang didirikan untuk memperbaiki dunia selangkah demi selangkah.”

Petikan kalimat itu terpampang dengan jelas dalam kolom ‘about us’ situs Simon Wiesenthal Center. Dalam situs mereka, juga diterangkan beberapa kantor cabang Simon Wiesenthal Center yang tersebar di New York, Toronto, Palm Beach, Paris, Buenos Aires, dan Yerusalem.

Simon Wiesenthal Center jelas-jelas memproklamasikan dirinya sebagai LSM pelindung Yahudi dan Perekayasa Holocaust yang dilakukan oleh Nazi. Berbagai program sudah terorganisasi rapi untuk mendukung tujuan mereka.
Para terdakwa yang diajukan oleh Simon Wiesenthal Center
Demjanjuk, yang lahir di Ukraina dan turut bertempur dalam Tentara Merah sebelum ditawan oleh tentara Nazi dan direkrut sebagai seorang penjaga kamp, diekstradisi Mei lalu dari AS. Ia beremigrasi ke AS pada 1951, menjadi warganegara pada 1958, dan bekerja di industri mobil. Ia menyangkal dia terlibat dalam Holocust dan keluarganya bersikeras dia terlalu lemah untuk diajukan ke pengadilan. Putra Demjanjuk mengatakan ayahnya dirawat di rumah sakit selama lima hari dalam sepekan terakhir untuk menjalani serangkaian pemeriksaan dan memerlukan transfusi darah karena menderita penyakit sumsum tulang. “Mereka memaksa sidang pengadilan diteruskan tanpa memperhatikan kondisi ayah saya,” kata John Demjanjuk Jr.

www.wiesenthal.com
www.detik.com
Reuters