Jumat, 11 September 2009

Konsep Perang Kilat

Blitzkrieg adalah strategi perang kilat ( perang cepat ) yang dilakukan oleh Jerman saat Perang Dunia II, Gagasan dari konsep theori ini berasal dari Heinz Guderian. Saat itu Jerman dipimpin oleh Adolf Hitler bersamaan dengan Nazi berhasil menguasai sebagian wilayah Eropa dengan menggunakan strategi ini. Cara berperang ini terbukti efektif dengan berhasil dikuasainya Polandia dan Perancis oleh Jerman pada Perang Dunia II. Strategi ini amat kontras dengan strategi umum yang dilakukan dalam Perang Dunia I yang didominasi oleh perang parit.

Sistem Parit, gaya perang kuno
yang mendominasi pada Perang Dunia I

Grup Pembom Stuka, Ujung Tombak di Angkasa

Ada beberapa konsep didalam strategi blitzkrieg atau perang kilat ini, yaitu:

1. Angkatan udara menyerang garis depan dan posisi samping musuh, jalan utama, bandar udara dan pusat komunikasi. Pada waktu yang bersamaan infantri menyerang seluruh garis pertahanan (atau setidaknya pada tempat-tempat penting) dan juga menyerang musuh. Cara ini akan mengendalikan musuh untuk mengetahui kekuatan utama yang akan menyerang mereka sehingga cara ini akan membuat pihak musuh kesulitan untuk membuat strategi pertahanan.

PzKfw II, element pendobrak kelas ringan
yang sukses dalam konsep Blitzkrieg

2. Memusatkan unit-unit tank untuk menghancurkan garis-garis pertahanan utama sekaligus menusuk masuk tank-tank jauh kedalam wilayah musuh, sementara unit yang sudah di mekanisasi melakukan pengejaran dan pertempuran dengan pihak musuh yang bertahan sebelum mereka sempat membuat posisi pertahanan. Infantri turut serta bertempur dengan musuh agar pihak musuh tertipu dan menjaga kekuatan musuh untuk tidak menarik diri dari pertempuran agar nantinya menghindari pihak musuh untuk membentuk pertahanan yang efektif.

3. Infantri dan unit pendukung lainnya menyerang sisi musuh (enemy flank) dalam rangka melengkapi hubungan dengan kelompok lainnya sekaligus mengepung musuh dan atau menguasai posisi strategis.

4. Kelompok yang sudah di mekanisasi (seperti tank) mempelopori masuk lebih dalam ke wilayah musuh untuk mengepung posisi musuh dan memparalelkan dengan sisi musuh untuk mencegah penarikan pasukan dan pihak bertahan musuh untuk mendirikan posisi bertahan yang efektif.

5. Pasukan utama bergabung dengan pasukan yang sudah mengepung posisi musuh untuk selanjutnya menghancurkan pertahanan musuh.

Konvoi Pasukan Jerman masuk Ke Polandia
setelah serangan intens selama 10 hari

Tank Somua yang direbut tentara Jerman
saat melakukan kejutan ke Perancis

British Expeditionary Force yang mundur
dari Calais menuju Dunkirk


Tidak ada komentar:

Posting Komentar